Hasil produksi pertanian di Indonesia terus ditingkatkan dengan berbagai teknologi modern yakni Rice Transplanter. Lantas, seperti apa cara kerja mesin ini? Yuk, simak ulasan berikut.
Contents
Mesin Rice Transplanter
Guna mencapai ketahanan pangan, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi pertanian. Secara tradisional, penyemaian padi dilakukan secara manual, namun kini ada cara yang lebih cepat dan efisien.
Petani dengan mudah mengolah lahan pertanian dengan mesin yang lebih modern. Rice Transplanter adalah alat penanam padi otomatis. Teknologi alternatif yang membantu petani menghindari keterlambatan sebab proses penanaman padi secara manual.
Transplanter merupakan salah satu alat mesin pertanian (Alsintan) yang hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. Dimana menjadi rahasia umum jika Indonesia kekurangan tenaga buruh tani.
Seiring berkembangnya zaman, profesi buruh tani tidak lagi banyak. Sedangkan pemilik lahan masih tergolong banyak. Untuk mengatasi ketimpangan tersebut maka petani bisa menggunakan Rice Transplanter.
Mesin ini bisa menanam serentak dengan mengatur jumlah, kedalaman, presisi jarak tanam, dan kondisi tanam. Transplanter mengatur jarak antara baris padi satu dengan lainnya.
Baca Juga : Teknologi Terunik Yang Cocok Untuk Rumah Pintar
Pembuatan jarak penanaman benih padi tersebut memudahkan para petani dalam proses pemeliharaan tanaman. Sehingga Rice Transplanter diklaim bisa menaikkan hingga 30% hasil produksi.
Jenis Mesin Rice Transplanter
Teknologi penanaman bibit padi terdiri dari dua jenis. Berikut jenis transplanter yang direkomendasikan untuk Anda.
Walking Type
Walking Type merupakan jenis Rice Transplanter berjalan. Dimana operator atau petani, berjalan pelan tepat di belakang mesin. Operator akan melihat dan mengarahkan mesin agar tetap rapi saat proses penanaman.
Stok bibit dapat diletakkan pada rak-rak yang sudah disediakan di alat tanam. Jika Anda kehabisan bibit, Anda bisa langsung mengisi rak dengan bibit lainnya. Meski penanaman bisa dilakukan sendiri, ada baiknya meminta bantuan pekerja ahli untuk mempercepat proses penanaman.
Riding Type
Jenis Rice Transplanter selanjutnya adalah riding type atau mengendarai. Sistem operasi penanam padi jenis ini tidak jauh berbeda dengan penanam padi walking type.
Keistimewaan dari alat ini yakni petani bisa mengemudikan mesin seperti menaiki kendaraan. Hal ini semakin memudahkan petani dengan tidak perlu berjalan kaki.
Namun, saat menanam padi, Anda membutuhkan seseorang untuk membantu. Yangmana akan membantu Anda meletakkan bibit pada rak-rak Rice Transplanter.
Bagaimana Rice Transplanter Bekerja?
Sebelum mengoperasikan mesin, pastikan Anda memiliki bahan bakar yang cukup. Selain itu, periksa pula kondisi oli mesin dan transisi.
Isi ulang oli apabila di rasa kurang dan ganti dengan oli baru jika sudah kotor. Pastikan oli, bahan bakar bebas bocor dan segel hidrolik di baut dengan kencang.
Cara mengoperasikan mesin yang pertama, pastikan tuas kontrol dalam posisi netral atau terkunci. Kemudian putar saklar on/off dan pindahkan tuas kopling utama ke posisi Off. Jika perlu, silahkan Anda tarik choke.
Kedua, tarik kabel starter untuk menghidupkan mesin. Biarkan mesin memanas selama kurang lebih 5 menit untuk melumasi semua bagian yang bergerak dengan benar. Sesuaikan juga posisi ketinggian mesin dengan kondisi lapangan.
Selanjutnya, tarik tuas kopling utama pada posisi On, alat penanam padi akan bergerak. Saat Anda berada di lahan sawah, periksa posisi awal mesin penanam.
Terakhir, tempatkan bibit padi pada rak penyimpanan. Anda harus mengatur jumlah dan jarak tanam benih padi.
Jika ingin merubahan jarak, ganti persneling pada kotak yang di sediakan atau geser jarak tanamnya. Sementara untuk sedalaman penyemaian, Anda sesuaikan dengan kondisi sawah dan ketinggian alat.
Nah, sekarang Anda sudah lebih tahu tentang teknologi rice transplanter pada pertanian. Teknologi ini memberi kemudahan pada petani Indonesia dalam menyemai padi.
Baca Juga : Teknologi Ramah Lingkungan Terkini